Sabtu, 04 Februari 2012

Coba Tulis Sahaja

Alhamdulillah ternyata bukan pesan ini yang masuk ke Hahpe saya, "Papa, mama di tangkap ni sama polisi, isi pulsa ya pa ke hahpe mama, mama tunggu". Dan wal asal muasal dari hamba Allah, umat nabi Muhammad SAW yang masih bisa mengetik sms untuk sariawan dan sariawati FLP aceh generasi "baru". 29 Jan ke Rumcay ada kelas "Menulis dengan Hati ", di undang oleh Bang Ibnu, dengan "penceramah" Syeikh BayQuni. Mestilah besok ke Rumcay, karena untuk mengetahui syarat-syarat lulus bersyarat (Catatan kecil : Inaugurasi gk bisa ikot, jatuh dari sepeda motor di Ule Kareeng, lecet-lecet di kaki dan tangan sebelah kiri pula... puft,,,).

            Paginya saya tak langsung ke Rumcay. wal ikhwal harus duluan ke AAC Dayan Dawood, pelatihan kariakter mahasiswa. sejam setengah saya berada di sana dengan hati setengan FLP dan setengah AAC (Mudah-mudahan si 'Aisyah' gk marah). 10:30 saya star ke Rumcay. kali ini gk berani ngebut lagi, takeut ketiban kualat kayak kemaren sabtu yang seminggu lalu.

            10:39 saya duduk dengan manis di Rumcay. Sudah dua kali saya terlambat ke Rumcay. Untung gk ada yang minta tanda tangan di hari itu (No Coment beh :)...). saya masih belum konek apa yang di bilang sama Kanda yang pake baju koko lengan pendek dan jenggot (ciri khas ketawanya ha... ha... ha...,,,, sama ajah kali dengan yang laen). Tapi lama-lama konek juga, ya lah saya kan pake modem smart fren. Sulit memang memahami apa itu menulis dengan hati. Mendengarnya saja baru kali ini. Kalau bertanya apa yang di ajarkan di hari itu, jim jawab wallahua’alam saya nihil pengertian. Dcalam kebimbangan saya mencoba merasapi perlahan-lahan, damai-damai dan damai. Banyak perkara dan perdata yang diutarakan. Beragam pertanyaan dari sariawan dan sariawati FLP. Yang saya ingat, bahwa untuk memulai menulis, maka tulislah apa yang ada di dekatmu. Dan ada pertanyaan, yang saya ingat jawaban begini “ dalam membuat suatu opini, essai, atau juga artikel, baiknya menulis tidak perlu menggunakan istilah-istilah asing, yang mengakibatkan kita sulit untuk mengurai apa yang ingin kita harapkan dari sebuah tulisan. Nah, leganya saya ketika tahu bahwa baiknya untuk kita-kita menulislah dengan hal-hal yang biasa dan mudah untuk kita pahami dan penguraian bahasa pun akan lancar. Hembusan setiap nafas dan bau perfume dari setiap warga FLP mulai terasa. Akhirnya kami di beri tugas menulis dengan tema “Siapa saya?” di suruh oleh Yunda Ade Oktaviary. Coret-coret di kertas selama sepuluh menit berlangsung. Saya sudahi saja tulisan ini, dan kita tutup dengan do’a kafartul majelis…
“Yang lulus bersyarat jangan pulang dulu”
Kami di suruh sama kak Ade melengkapi syarat-syarat kelulusan di FLP, di antaranya ada empat perihal. Namun ini rahasia, gak boleh di bilang-bilang ke yang lain.

Note : sila komat-kamit, kritik-kritik pedas, kritik-kritik manis, asin asem rame rasanya. Juga jangan lupa saran…

@Muarief_Lemon

3 komentar:

Rasnadi Nasry mengatakan...

Aku bikin ini komen supaya bisa tampil di panel komentar kamu. tapi lepas itu, cctatanmu ini tak buruk.

Sii Isni mengatakan...

Konsep menulis dari hatimu sudah bagus, lama-lama ngeblog nanti ketemu gaya nulis yang nyaman riif. Trust me. :)

Anonim mengatakan...

RasndadiNas : makasih sudah mampir di gubuk saya,hahha.

Isni : dari hati ya,siap

Kata Saya

"Jabatan hanya persoalan struktural. Persahabatan selamanya."