Jumat, 30 Juli 2021

Perkuat Imun Tubuh, Yuk Ikuti Vaksinasi Covid-19


Jujur awalnya saya ragu untuk ikut program vaksinasi massal. Selama ini banyak berseliweran informasi simpang siur terkait jenis vaksin. Tak ayal beragam video tersebar yang menyebut bahwa vaksin itu berbahaya. Tak bisa dipastikan apakah dengan vaksin membuat imun tubuh kita makin baik. Atau justru malah mengacaukan kekebalan tubuh alami ini. Belum lagi, kekhawatiran saya bertambah saat membaca berita seorang guru yang lumpuh setelah divaksin. Nyali saya pun makin tambah kecut dan ciut.


Persoalan ini makin menjadi-jadi, saat kantor di tempat saya bekerja mewajibkan bagi pegawainya untuk vaksin. Pimpinan saya memberi keyakinan bahwa dengan vaksin menjadikan tubuh kita lebih familiar dengan virus Covid-19. Duh, saya langsung kepikiran bagaimana ya nantinya jika virus itu malah bikin kacau dalam tubuh? Lantas saat sampai di rumah, saya menceritakan ke isteri perihal kantor mewajibkan pegawainya untuk vaksin.


Alhasil, isteri saya memberi keyakinan bahwa dengan vaksin sangat berguna bagi tubuh. Isteri juga menceritakan bahwa suntikan vaksin virus Covid-19 tidaklah berbahaya, sebab ia adalah virus yang telah dilemahkan. Katanya lagi, vaksin sangat penting bagi setiap individu karena untuk membangun imunitas atau herd imunity. Oleh sebabnya, pada tanggal 8 Juni 2021 saya sudah divaksin tahap pertama oleh tim dokter Rumah Sakit Kesehatan Daerah Militer Iskandar Muda (RS KESDAM IM) Banda Aceh. Prosesnya tergolong cepat, setelah sebelumnya saya mendaftar dulu. Dokter dengan sigap memeriksa tekanan darah saya. Dan layak untuk segera memperoleh vaksin. Tak lama berselang, SMS dari tim Peduli Lindungi masuk ke nomor kontak saya sehingga saya berhak mendapatkan sertifikat vaksin pertama.


Selang sebulan lamanya, di tempat yang sama saya dengan senang mengikuti program vaksinasi tahap kedua. Pemerintah Aceh di laman regvaksin.acehprov.go.id memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendaftar vaksin tahap pertama maupun kedua. Dari pada antri lama-lama, lebih baik memanfaatkan pendaftaran daring apalagi di masa pandemi seperti ini. Tepatnya 7 Juli 2021 saya telah divaksin lengkap dan memperoleh sertifikat vaksin. Selang beberapa hari kemudian, saya pun mengajak anggota keluarga lainnya untuk vaksin. Syukur, mereka menyambut positif ajakan ini.


Awal bulan Juni lalu, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dilaporkan terpapar Covid-19. Ia sudah memperoleh vaksin lengkap. Jadinya memicu polemik masyarakat sebab Gubernur Aceh yang telah memperoleh vaksin lengkap, namun tetap terpapar virus Covid-19. Jadinya, masyarakat Aceh yang notabene memperoleh informasi dari media sosial dan menyakini kebenaran bahwa vaksin itu tidak penting. Toh, nyatanya yang sudah vaksin lengkap saja masih terpapar virus Covid-19. Padahal, imun setiap manusia itu berbeda-beda. Bisa jadi, di kondisi tertentu imun tubuh sedang tidak stabil dan melemah, akibatnya virus dapat menyerang dengan mudahnya.


Belum lagi sebaran informasi yang menyebut setelah vaksin kita akan merasakan demam, diare, pegal-pegal dan lainnya. Nah, ini adalah kondisi yang dikenal dengan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Sangat wajar tubuh kalau habis vaksin terus adanya KIPI. Sebab, tubuh kita dimasukan sesuatu untuk membentuk pertahanan. Badan ini sedang melawan virus yang dilemahkan tadi maka timbullah KIPI. Kekhawatiran lain juga sering muncul. Misalnya karena sudah vaksin pertama, tapi demam menyertai, jadinya takut untuk vaksin tahap kedua. Nyatanya tubuh ini sebenarnya sudah lebih familiar dengan virus, sebab sudah ada pendahulunya di dosis pertama.


Informasi yang kadung dipercaya oleh masyarakat awam seperti inilah yang sulit diberi penjelasan bahwa vaksin nyata diperlukan dan tidak berbahaya. Mayoritas masyarakat masih mempercayai Covid-19 adalah konspirasi. Bahkan, hingga hari ini masih ada yang beranggapan Covid-19 itu tidak ada. Ada lelucon yang mengatakan begini, meski pun tidak mempercayai Covid-19, tetapi jika ada Bantuan Sosial Tunai (BST) ia akan terima dengan lapang dada.


Kondisi masyarakat kita yang seperti ini per 11 Juli 2021 baru 15.011.348 juta orang yang sudah memperoleh vaksin lengkap. Artinya kurang dari 20 persen masyarakat Indonesia yang sudah memperoleh vaksin dosis pertama dan kedua.


Sebenarnya, vaksin ini adalah cara terbaik untuk melindungi orang terdekat. Karena herd imunity bisa terbentuk apabila 80 persen masyarakat Indonesia sudah memperoleh vaksin secara lengkap. Harusnya, dengan vaksin yang  masih serba gratis ini, masyarakat berbondong-bondong untuk memvaksin diri. Jangan sampai malah menunggu berbayar dulu baru mau terlibat untuk mendukung program pemerintah yang sangat bermanfaat ini. Ayo vaksin guna Indonesia Sehat.(*)

 

Tidak ada komentar:

Kata Saya

"Jabatan hanya persoalan struktural. Persahabatan selamanya."