Selasa, 05 November 2013

Career Days

“Tinggalkan masa lalumu agar kau memiliki masa depan”.

Itulah petikan akhir dari film ICE AGE 2. Bahwa kita sangat dianjurkan untuk terus berkarya dalam hidup ini. Baik itu hal-hal yang kecil maupun dalm konteks yang besar. Kita cenderung di ajak berpikir ke arah perubahan di zaman sekarang ini. Sudah semesinya ini menjadi awal dari munculnya arah perbaikan yang lebih baik. Seperti apa yang dikatakan oleh Perls (1969), “tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan masa depan belum datang, maka saat seakaranglah yang penting”. Bagi sebagian orang menganggap masa lalu adalah hal yang perlu diangungkan-angungkan gaungnya sampai sekarang. Boleh tanyakan pada orang itu seperti ini “itu kapan bung?”. Lantas orang itu pun menjawab begini “itu dulu sih”. Maka,  mana yang lebih baik atau tidak perlu diingat bahwa kalau pikiran kita hanya terpaku pada kenangan-kenangan kejayaan masa terdahulu tanpa mau melanjutkan kerja pada masa sekarang.

Saat kita memahami kerja pastilah berkaitan erat dengan karier seseorang. Dalam KBBI dikatakan bawah karier itu merupakan perkembangan dan kemajuan dl kehidupan, pekerjaan, jabatan, atau  pekerjaan yg memberikan harapan untuk maju. Karier kadang kala tidak hanya dibawah, tapi menanjak ke atas. Tergantung pada orang yang menjalaninya. Namun, pemahaman karier siswa di sekolah masih menimbulkan ambigusitas yang nyata tiap siswa baik tiap jenjang pendidikannya. Katakanlah dari dasar sampai menengah pertama tentu akan dibingungkan oleh kelanjutan studinya di sekolah lanjutannya. Untuk sekolah menengah atas lebih rumit lagi karena ini sudah membutuhkan pilihan pendidikan untuk perguruan tinggi yang menjadikannya sebagai spesifik bagi profesi tertentu. Siswa-siswa SMA bukanlah masa-masa anak-anak lagi. mereka sedang bertransmigrasi ke perannya sebagai mahasiswa, yang sebagian orang menganggap bahwa mahasiswa sudah mampu membangun jati diri yang dewasa. Berbagai persoalan dialami oleh siswa-siswa SMA/sederajat dalam memilih jurusan yang tepat dan sesuai dengan kriteria keinginannya. Mereka pada kebanyakannya bingung dalam pengkondisian dirinya. Kegalauan disini lebih parah dari kegalauan asmaranya. Ada yang bahkan tidak pernah ingin melanjutkan studinya karena persoalan ekonomi yang bergejolak. Ada juga yang memang langsung ingin bekerja, dilihat siswa bersangkutan lulusan SMK. Bukan berarti yang lulusan SMK pun sudah mampu menempatkan dirinya dalam kondisi kerja baik di perusahaan lokal maupun nasional. Mereka membutuhkan suatu informasi yang baik dan benar sesuai tuntutan dalam dirinya dan atas kehendak diri sendiri.

Peran pihak sekolah tentunya sangatlah penting. Sekolah harulah menjadi gerbang awal siswa-siswa dalam menentukan arah kariernya kedepan. Dalam hal ini terutama peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah mendapatkan kepercayaan penuh kalau ditinjau dari segi keprofesionalan guru BK, katanya. Namun, apa yang terjadi sekarang, adakah peran guru BK yang benar-benar memahami kondisi karier siswa? Adakah mereka paham asal muasal hadirnya BK di dunia dan Indonesia khususnya? Atau karena kita menyalahkan pihak sekolah yang menempatkan guru bidang studi lain sebagai posisi guru BK? Bolehlah para alumni BK akan marah ketika hal ini sudah terjadi. Pertanyaanya, yang sudah sarjana BK pun apakah sudah melaksanakan bimbingan karier sebagai salah satu bidang pelayanannya disekolah? Mari kita berprasangka baik dengan ajuan salah satu progam pendamping bidang karier untuk siswa-siswa.

Bimbingan dan konseling awalnya muncul di Amerika Serikat yang ketika itu banyak pensiunan perang tidak tau bekerja apa setelah genjatan senjata. Awalnya tidaklah langsung dikenal dengan nama bimbingan dan konseling, tapi dengan nama bimbingan karier. Pada tahun 1960-an sampai ke Indonesia dan penyebarannya sampai ke Aceh. Dari awal lahirnya saja sudah lebih berperan dalam hal bimbingan karier.

Bimbingan karier dikatakan sebagai kegiatan layanan bantuan kepada siswa dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja, dan akhirnya mampu menentukan pilihan kerja serta menyusun perencanaan karier (Utoyo, 1989). Siswa diharapkan memahami dulu dirinya sendiri, mengenal potensi diri serta bakat dan minatnya. Siswa diberikan informasi untuk mengenal dunia kerja, apa-apa yang harus dijadikannya patokan dalam penyesuai dengan ruang lingkup kerja, baik rekan kerja atau atasannya. Barulah kemudian siswa dapat memilih profesi apa yang cocok baginya dan diteruskan ketika bekerja nanti adanya rancangan perencananaa karier yang matang. Salah satu cara dalam penentuan perencanan karier siswa saya rasa melalui dimasukkannya program bimbingan karier, tepatnya program Career Days dalam Satuan Pelayanan (SATLAN) BK di sekolah-sekolah. Miller (1982), mengatakan bahwa Career Days sebagai hari-hari tertentu yang dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan karier.

Hari-hari yang telah ditetapkan tersebut haruslah dimasukkan ke dalam SATLAN agar adanya patokan kerja guru BK. Tujuan dari program Career Days ini diharapkan siswa mendapatkan berbagai informasi mengenai kariernya. Informasi yang diberikan semuanya berkenaan dengan karier siswa. Mulai dari Guru BK dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga tertentu yang sejalan dengan karier atau organisasi pelajar yang giat memperjuangkan pendidikan yang ideal bagi masyarakat Indonesia. Bisa juga guru BK bekerja sama dengan pelakana tes minat dan bakat yang sudah memiliki kompetensi dan sertifikasi pelaksana tes. Lantas pelaksanannya saya rasa bisa dilakukan tiap bulannya. Beragam kreativitas siswa dapat dilakukan pada Career Days agar tidak monoton pada kariernya saja. Ini sebagai penambah semangat belajar siswa karena mereka merasa aspirasinya diterima masyarakta sekolah atau bahkan masyrakat banyak. Bagi siswa SMK, career days ini sangat layak. Mereka dapat memasarkan hasil dari produk buatan mereka. Apakah permesinan, komputerisasi, tata boga atau juga tata busana. Beragam cara lain dapat dilakukan guru BK dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegaiatan ini. Guru BK harus memilik wawasan keilmuan tentang karier secara luas, tidak hanya berpedoman pada buku cetakan penerbit. Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang mempunyai perwakilannya di aceh juga harus ikut nimbrung membahas tentang bagaimana mekanisme yang baik dan seragam yang dapat dilakukan oelh guru-guru BK yang ada di Aceh. ABKIN harus mempunyai program-program pendamping guru-guru BK di sekolah jangan hanya menjadi asosiasi pendiam saja. Tanpa punya andil bagi keubutuhan guru-guru BK di sekolah.


Kita tentunya sama-sama mengharapkan lahirnya para wirausahaan muda di negeri ini. pewirausaha yang mempunyai tata kelola karier juga tata karma yang baik. ABKIN, Guru BK, pihak sekolah dan masyarakat harus sama-sama membuka mata dan memahami kondisi dan kebutuhan siswa. Tidak buntu pikiran, punya peluang kerja, dan tidak hanya mentok prioritasnya pada pegawai negeri sipil saja. Harapan kita tidak akan sirna, selama mau merubahnya. 

Tidak ada komentar:

Kata Saya

"Jabatan hanya persoalan struktural. Persahabatan selamanya."