Kamu
tidak akan pernah memaksa rasa
Dia hadir
dari hati
Lalu menusuk
menikam
Jauh berserabut
dalam benak
Coba kamu
tatap kelam, dia tidak bercahaya
Begitu juga
cinta, tidak bisa hadir dalam gelap
----
Kenapa
kamu begitu kaku
Adakah kataku
yang aneh
Jika benar
kamu perlu yang baru
Maka,
niscaya kita perlu bersatu
Adakah benar
jika kita bersama
---
Pada resah
tetiba hadir dalam malam Rabu
Kamu aku
ajak rengguh dalam chat
Tiada berbalas
Sungguh itu
pilu
Maka,
aku pula yang harus sabar
---
Jika titipan
Tuhan itu adalah kamu
Jika kamu
teman semeja makan denganku tahun-tahun depan
Jika dia
hadir melalui rasa
Jika dia
adalah angin, maka tiadalah kita bisa berjumpa
Ku harap
izinmu agar kehadiranku engkau ingat
---
Aku tak
berani mengajakmu
Sungguh bagiku
kamu adalah daun hijau
Sekira pohon
saja yang berbuah tertutup daun
Dijaga oleh
semut merah
Tak nampak
oleh makhluk sesamaku
---
Tiada harap-harap
cemas
Kini telah
nyata, ketika harus berbenah
Membuang
pikir kepada hal yang lebih aula dahulu
Jika kamu
adalah benar orangnya
Maka sudi
kita akan tiada berjarak kesekian
Izinkah
kamu bersama jalan ini?
Sudut Kamar, Sept 16 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar