Jumat, 18 Agustus 2017

Langkah yang Harus Ditempuh Agar Menjadi Youtuber


Orangnya ramah. Itu yang saya lihat dari karakter Muhammad Hanif Hasballah. Putra asli Pidie, Aceh itu menjelaskan dengan runut perihal dunia vlog yang mulai digelutinya setahun belakang. Kebetulan, Sabtu sore (19/8) saya lebih cepat hadir dari biasanya. Bahagia ketika tiba-tiba didampuk menjadi moderator sesi Kelas Menulis “Vlogging Itu Asik”, bikinan teman-teman FLP Banda Aceh.

Pemilik nama akun instagram @emhanief memulai kelas dengan mengenalkan vlogger internastional, dialah Casey Neistat. Padanya, Hanif berguru vlog online. Untuk deretan vlogger nasional, deretan nama yang dikenalkannya, Agung Hapsah, Arief Muhammad, Ria Ricis, Gita Savitri, hingga Raditya Dika. Nama tadi menjadi referensi calon magister salah satu universitas ternama di China itu untuk membuat vlog pribadinya.

“Vlog cepat tumbuh karena anak muda indonesia suka dengan video, ketimbang membaca buku,” ujar Hanif.

Saat mendengar Agung Hapsah, saya teringat dialah anak muda berusia 18 tahunan yang diundang khusus Presiden Jokowi untuk bareng satu pesawat kepresidenan dalam satu kunjungan kenegaraan itu. Setelahnya, Agung Hapsah juga diundang pada acara Kick Andy Show. Dia memberi inspirasi bahwa, anak muda harus menularkan hal positif melalui konten vlog.

Setelah sesaat wajah Agung Hapsah muncul dan vlogger nasional lainnya, pada slide presentasinya itu, abang kandung Muzammil Hasballah – Imam Muda yang heboh berkat youtube – menyebut kata vlog berasal dari kepanjangan “Video Blog”.

“Video Blog (Vlog) adalah bentuk video rekaman aktivitas pribadi. Yang sifatnya informatif”, ujar alumni Fakultas Teknik Unsyiah itu lagi.



Tentu, ngevlog memiliki ragam manfaat. Semisal, mampu membagikan apa yang kita punya untuk orang lain. Terutama dituntut mampu mengasah kreativitas, ditambah terbentuknya personal branding.

“Saya paling suka karema membangun relasi. Kalau menghasilkan uang, ya Alhamdulillah hehehe,” kata pemilik vlog dengan nama Muhammad Hanif Hasballah.

Vlog juga memberi manfaat sebagai media promosi, Hanif mengatakan bahwa jangan jadikan sebagai penghasilan utama, karena bisa saja perusahaan penyedia vlog, bangkrut. Laman vlognya setelah setahun sudah telah di-subscribe sebanyak 3316 subscriber dengan jumlah video sebanyak 32 termasuk video pernikahan adik kandungnya yang heboh sejagat.

Hanif memulai debut vlog saat menempuh studi magister di China. Vlog pertamanya bahkan dibuat dengan handphone. Berkat bantuan Akbar Rafsanjani membantu editing, Hanif memberanikan diri membagikan videonya itu yang diberi nama “Study in China” yang telah ditonton sebanyak 4506 kali.

Jika membuka laman vlog-nya itu, saya kagum karena Hanif bukan hanya menampilkan negara orang. Hanif ingat betul negaranya. Seperti saat menonton video pernikahan adiknya yang kental budaya Aceh. Belum lagi video terbarunya menceritakan tentang tampilan baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh yang kini telah memiliki 12 payung itu.

Menariknya, Hanif tak sungkan membagikan tips membuat vlog. Diantaranya, kita harus memiliki peralatan (boleh HP, kamera digital, DSLR) hingga persiapan.

“Yang paling penting kita punya konsep yang jelas. Bagian editing biasanya juga menguras tenaga yang lumayan. Nah akhirnya tinggal upload dan share. Yang paling susah membuat video adalah konsisten. Harus tahan jenuh, sebab butuh waktu untuk melahirkan video.”

Adobe Premire Pro, Filmora, Kinemaster (untuk HP) adalah deretan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat/mengedit video. Tak menutup kemungkinan, dengan adanya aplikasi ini memudahkan vlogger. Sepertinya halnya menulis, Vlog juga hampir sama dengan Blog. Bisa fokus ke bidang tertentu.

“Tapi gak menutup kemungkinan, memvideokan bidang lain,” sebutnya saat menjawab salah satu pertanyaan peserta.

Pertanyaan lainnya menanyakan konten apa yang menarik dibagi untuk Indonesia? Hanif pun mengatakan, bahwa ngevlog bukan melulu harus tentang negara orang, harus ke luar negeri dulu. Tapi bisa membagikan hal positif di Indonesia. Menurutnya, vlogger Indonesia keren-keren. “Sebab, ngevlog dapat dilakukan dari hal biasa menjadi luar biasa,” Hanif menyemangati.

Kehadiran Akbar Rafsanjani, turut memotivasi Hanif menceritakan awal mula dia mulai menyukai vlog. Akbar yang merupakan videografer dengan akun youtube Rio De Jaksiuroe itu membenarkan bahwa Hanif awalnya belajar darinya. Di akunnya itu yang telah berjalan setahun lebih dengan pembicara utama (semacam ala-ala reporter) Riazul Iqbal.

“Kami ingin mempromosikan wisata di Aceh, khususnya Pidie. Potensinya luar biasa, hanya saja gak digarap dengan bagus. Saya beruntung jumpa dengan Rio, karena saya basic-nya video, Rio mahir bicara,” bebernya di sore itu.

Rio – sapaan familiar Riazul Iqbal – mengiyakan isi perkataan Akbar. Dia menuturkan, setelah videonya dibagikan, akhirnya viral. Kini masyarakat mulai tahu lokasi wisata yang sebelumnya tersimpan rapi dalam hutan-hutan pedalaman Pidie. Saya (Muarrief) kagum, padahal Tim Rio De Jaksiuroe ini tanpa mengikuti ajang pemilihan Duta Wisata, sudah berbuat. Tanpa lebel, mereka bekerja untuk daerahnya. Salut!


Akhir sesi, Hanif memberi pesan dalam bahasa Inggris yang saya gak tahu artinya (edisi syurhat). “The expert in anything was one a beginner,” pungkasnya. []

Makasih Bang Hanif atas sharing ilmunya

Tidak ada komentar:

Kata Saya

"Jabatan hanya persoalan struktural. Persahabatan selamanya."